Selasa, 17 Desember 2013

Gunung Puntang merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Malabar. Di kawasan ini terdapat bumi perkemahan yang dikelola oleh pihak Perhutani. Udara yang sejuk pada ketinggian 1290m di atas permukaan laut dengan suhu 18-23 derajat C, sungai yang jernih ditambah dengan paduan pohon pinus yang tumbuh alami, memberikan kedamaian tersendiri saat berada di lokasi. Anda dapat menempuhnya dengan berkendara selama kurang lebih 2 jam dari Bandung.



Bagi Anda yang gemar melakukan kegiatan di alam bebas bisa menyalurkan inspirasi dan kegemarannya. Bentangan di alam yang khas dan dipengaruhi sejarah dengan panorama alam berupa hutan yang masih alami dapat membangkitkan minat untuk berpetualang. Selain berkemah, aktifitas-aktifitas outdoor seperti forest tracking atau sekedar main air di kali yang jernih dapat menjadi pilihan bagi pengunjung.

Daerah hutannya berbentuk hutan campuran, bervariasi dengan anak sungai yang dialirkan dari Curug Siliwangi yang mengairi enam desa dan dua kecamatan. Untuk mencapai lokasi Curug Siliwangi ini, sebaiknya menggunakan jasa pemandu arah setempat agar tidak tersesat. Lahan perkemahan yang ada di kawasan ini cukup nyaman. Sudah tersedia fasilitas MCK (namun kurang terurus), rumah kecil milik perhutani (cabin) yang bisa disewa, dan yang paling penting, beberapa warung juga tersedia.

sumber (
bandung.panduanwisata.com, festivalgunungpuntang2009.blogspot.com)

Selain keunikan dan keindahan alamnya, wanawisata Gunung Puntang pun merupakan objek wisata sejarah yang berada di kompleks Gunung Malabar. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, di kawasan ini pernah didirikan Stasiun Pemancar Radio Malabar yang dibangun pada tahun 1917-1929. Sampai saat ini puing-puing bekas peninggalannya masih dapat ditemui, sebagai saksi sejarah.



Namun, keindahan bangunan tersebut kini tinggal puing-puing dan ada satu hal yang menjadi daya tarik dari puing-puing tersebut adalah adanya kolam yang dulunya dijadikan sebagai penghias di area sekitar gedung pemancar. Masyarakat setempat menyebutnya "kolam cinta", entah siapa yang memberi nama tersebut pada kolam ini dan dari mana asal muasal nama ini belum diketahui secara pasti. Sepertinya orang-orang memberinya nama "kolam cinta" dikarenakan bentuknya yang seperti hati dan konon ada mitos yang menyebutkan bahwa siapapun yang datang ke kolam ini bersama pasangannya, maka hubungan mereka akan langgeng. Jika Anda ingin mendaki, sisa-sisa antena juga masih bisa dilihat dilereng gunung.


Sebuah gua peninggalan Belanda juga bisa ditemukan disini dan bisa ditelusuri dengan mudah meskipun bagian dasar gua cenderung becek pada bagian dalamnya. Mulut gua ini cukup tersembunyi diantara lekukan tanah yang bila diperhatikan secara sekilas mirip dengan wajah harimau. Panjangnya Goa sekitar 150 meter. Konon pada zaman dahulu goa ini di gunakan sebagai tempat untuk menyimpan mesin diesel pembangkit tenaga listrik untuk keperluan perumahan para pejabat belanda di sekitarnya.

0 komentar:

Posting Komentar